Matahari bersinar terik,
Semenjak kapergian ibuku menuju surga Tuhan yang telah dirindukan, kini aku tak lagi memiliki sesorang untuk sandaran cerita, yang setia mendengarkan, dan memberiku semangat ketika aku dalam hal keterpurukan.
Meski masih ada Ayah tapi itu semua tyak akan sama, terlebih lagi kini kondisi Ayah yang masih labil karena kepergian ibu.
Aku anak terakhir dari tiga bersaudara. Kakaku yang pertama adalah laki-laki yang kini sudah tinggal bersama istri dan kedua anaknya di Tangerang, salah satu provinsi dari pemekaran jawabarat. Ah kau pasti tahu sendiri, tak mungkin aku bisa bercerita tentang kehidupanku pada kakakku itu pasti akan tambah membebani keluarganya.
Kakak ke-duaku seorang perempuan yang cantik, dia yang selalu merawatku ketika kecil dulu kami juga sangat dekat, tapi dia berubah setelah menikah, aku maklum karena pengabdian istri adalah untuk suami, dan kini juga pergi dari rumah untuk tinggal bersama suaminya di Jakarta.
Nada dering |BBM dari smartphone ku telah tedengar ,yah meski hanya sekelas hp china setidaknya aku bangga karena hasil jerih payahku dalam bekerja.
Bertuliskan bahwa aku harus mentransfer sejumlah uang sebesar Rp. 3.000.000 pada rekening BRI atas nama Egi Firmansyah, untuk mendapatkan barang yang aku inginkan.
Ya aku telah bertransaksi untuk membeli satu set camera digital merk canon type Eos 60D. Sebuah kamera yang sudah aku inginkan sejak lama.
Panas terik tak kuhiraukan, tepat jam 01.00 setelah sholat dhuhur aku berangkat ke ATM, terpaksa aku harus mendorong sepeda motorku agak jauh agar bunyi kendaraan tidak terdengar oleh Ayahku.
jalan yang cukup jauh sekitar 30 menit dari rumah ditambah keringat yang semakin bercucuran tidak aku hiraukan agar aku bisa memiliki kamera yang aku inginkan. Transaksi pun telah berhasil dan pak Egi mensetujui untuk mengirim barang.
Keesokan harinya.
Senin, 07 September 2015
Aku mencoba menghubungi Pak Egi, dengan harapan bisa mendapat bukti nomor kirim barang yang telah aku bayar, jujur aku menjadi was was karena tidak ada kabar, dan justru dialihkan ke nomor yang tak aku kenal. Perasaan mulai kacau, ingin aku berteriak namun masih ada jalan yaitu melalui kontak BBM.
Tapi apa daya ternyata aku sudah dihapus dari dalam kontaknya.
Lalu aku sekarang harus bagaimana? diam dan mengetik saja yang bisa aku lakukan.
aku tak berani bercerita kepada keluargaku atau kepada siapapun yang aku kenal, karena mereka pasti marah dan justru akan menjatuhkanku dengan kesalahan bodohku.
Bodohnya aku yang terlalu percaya dengan iklan iklan di media sosial,
doa ku untuk pak Egi
"Semoga bapak semakin kaya dan berhenti untuk membohongi orang lain, ingat bapak Tuhan tidak pernah tidur, mungkin anda akan lolos dari hukum, dan bisa hidup tenang, lalu apa yang akan terjadi pada anak bapak hanya Tuhan yang tahu"

Entahlah siapa yang menjadi penipu atau yang ditipu, hukum telah buta.
Salam Wisnu
Senin 12.45
Tidak ada komentar:
Posting Komentar