
Hujan deras masih mebasahi bumi bumi kering disekitar kota Surabaya, aku yang masih menunggu hujan reda hanya bisa tertunduk menatap ponselku, bermain beberapa game yang sudah terinstall, dan sesekali memperhatikan Zisilia, gadis pindahan dari salah satu universitas di kota Jogja itu sedang menunggu seseorang yang menjemputnya, di teras gedung fakultas ekonomi yang tidak jauh dari parkiran motor dia terlihat mulai kesal, beberapa kali menempelkan ponselnya seperti ingin menghubungi seseorang, cukup lama aku memperhatikan gadis yang berusia sekitar 19 tahun itu terlihat anggun dengan rambut hitamnya yang lebat, setelan celana joger dan sepatu cats dan sebuah tas jinijng berwarna coklat sangat cocok dengan padu-padan blasernya berwarna cream. senyumnya yang manies dengan bibir yang merekah penuh semakin membuat cowok cowok kampus ingin mendekati dirinya. tapi apalah daya, ibarat kata sebuah harta yang berharga pasti banyak yang mengincarnya, aku sadar diri, aku hanya cowok kampung yang tidak punya apa-apa jadi hayalan untuk memilikinya tidak akan aku lambungkan terlalu tinggi. Yups ternyata dugaanku benar, sebuah mobil sedan merk mercedes berhenti tepat di depan teras lobby gedung fakultas ekonomi, kemudian hilang membawa sang juita Zisilia.
Layaknya mendapat sebuah undian berhadiah nyawa, moment jam kosong mata kuliah manajeman menjadi seperti anugerah yang selalu aku nanti, bagaiman tidak dengan adanya jam kosong aku tidak perlu harus keluar masuk toilet karena derita perut mules yang aku alami sepanjang pagi ini. Yups maklum hari ini adalah tanggal tua, momok para mahasiswa yang berasal dari perantauan, semalam aku menghadiri pesta makan malam acara ulang tahun teman sekelas, karena berfikir kapan lagi bisa makan enak di akhir bulan, gratis lagi, jadi piringku aku penuhi sejadi jadinya dan alhasil kali ini aku menjadi sakit perut. Rasa mules yang tak bisa aku pertahankan membuatku nekat di kamar mandi wanita, mau tidak mau karena kamar mandi pria sedang dalam tahap renovasi.
Keluar.... Legaa, hihihi
melintas gedung fakultas ekonomi, Zisilia masih menunggu, kali ini dia duduk termenung membaca sebuah novel dengan iringan musik pada handset
"hay jalan lihat-lihat donk" teriak seorang cowok yang aku tabrak
"oh sorry sorry"
"jalan itu fokus ke depan, jadi basahkan"
"iya iya ma'af" jawabku sembari mengeringkan bajunya yang basah tertumpahan jus, untung saja tidak membekas. Aku menoleh pada Zisilia dia hanya tersenyum manies sedikit tertawa. Aku langsung pergi karena malu.
Sabtu sore, lapangan basket
sorak demi sorakan terdengar kenjang dari para pemandu sorak. Zisilia hanya duduk dibangku penonton sembari memperhatikan ponsel dan terlihat beberapa kali mengambil gambar. Dari kejauhan aku hanya bisa memandang, mengagumi dari jauh, tanpa ada keberanian untuk bersuara, atau menyapa. Ingin rasanya bisa berkata "hay" dan mengobrol bersama.
hari demi hari telah berlalu, sepanjang waktu pulang kuliah selalu aku sempatkan untuk berhenti di parkiran hanya untuk melihat Zisilia menunggu untuk dijemput pulang. bahkan aku sampai hafal dimana dia duduk, tepat di bangku kursi panjang nomor 3 dari kanan, membawa buku dan gadget pemutar musik, namun sebelum duduk dia selalu menoleh ke parkiran motor, entah dia menoleh padaku atau hanya sekedar meregangkan kepala, lalu duduk.
Tidak terasa semester enam sudah aku lalui, waktu berjalan begitu cepat. dua semester lagi sidang skripsi akan aku lalui, aku harus bertekat untuk mendapatkan nilai yang lebih bagus ketika lulus nanti, berjuang untuk bekal menempuh derasnya kehidupan para pencari kerja, biarlah itu berjalan nanti yang terpenting sekarang akhirnya aku bisa liburan, banyak jadwal yang sudah aku rencanakan terutama menjelajah idahnya kota Malang.
"Hay Wisnu, nama kamu Wisnu kan?"
"oh iya, Zisilia! ssee see dang apa kamu disini?" tanyaku terkejut
"panggil lia saja, iya mulai hari ini aku naik sepeda motor sendiri?"
"oh iya"
"iya, karena capek lama-lama menunggu kakakku terus, terlebih sekarang dia sudah bekerja, jadi sering terlambat ketika jemput aku?"
"oh jadi cowok yang sering jemput kamu pake Ninja merah itu kakakmu?"
"loh kog kamu tahu?"
"hehehe"
"kamu tinggal dimana Nu?"
"aku kost di daerah Surabaya pusat"
"jauh juga ya dari sini?"
"lumayan, liburan mau kemana?"
"belum tahu, kalau kamu?"
"rencana aku pengen ke kota Malang, mejelajahi indahnya bukit hijau sama udara segar"
"oh iya, aku boleh ikut?"
"hah, yakin? bagaimana dengan orang tuamu? lagian juga aku mungkin akan tinggal dijalan, maklum nggak bisa sewa kamar hotel"
"ah gampang itu, mau naik apa sech"
"motor laah"
"udah ikut aku aja ya, semua beres, besok aku jemput, bye bye Wisnu" lambaian tanganya menutup senyum nya yang manies, dia pergi menjauh menuju istana rumah dia berada. Benarkan barusan yang terjadi? Zisilia cewek super populer dikampus ngajak aku liburan bareng? sepertinya ini mimpi, dan bila ini benar benar mimpi semoga aku tidak bangun, karena rasa ini tak ingin ku biarkan pergi..
Bersambung.....
Salam
Wisnu
Keluar.... Legaa, hihihi
melintas gedung fakultas ekonomi, Zisilia masih menunggu, kali ini dia duduk termenung membaca sebuah novel dengan iringan musik pada handset
"hay jalan lihat-lihat donk" teriak seorang cowok yang aku tabrak
"oh sorry sorry"
"jalan itu fokus ke depan, jadi basahkan"
"iya iya ma'af" jawabku sembari mengeringkan bajunya yang basah tertumpahan jus, untung saja tidak membekas. Aku menoleh pada Zisilia dia hanya tersenyum manies sedikit tertawa. Aku langsung pergi karena malu.
Sabtu sore, lapangan basket
sorak demi sorakan terdengar kenjang dari para pemandu sorak. Zisilia hanya duduk dibangku penonton sembari memperhatikan ponsel dan terlihat beberapa kali mengambil gambar. Dari kejauhan aku hanya bisa memandang, mengagumi dari jauh, tanpa ada keberanian untuk bersuara, atau menyapa. Ingin rasanya bisa berkata "hay" dan mengobrol bersama.
hari demi hari telah berlalu, sepanjang waktu pulang kuliah selalu aku sempatkan untuk berhenti di parkiran hanya untuk melihat Zisilia menunggu untuk dijemput pulang. bahkan aku sampai hafal dimana dia duduk, tepat di bangku kursi panjang nomor 3 dari kanan, membawa buku dan gadget pemutar musik, namun sebelum duduk dia selalu menoleh ke parkiran motor, entah dia menoleh padaku atau hanya sekedar meregangkan kepala, lalu duduk.
Tidak terasa semester enam sudah aku lalui, waktu berjalan begitu cepat. dua semester lagi sidang skripsi akan aku lalui, aku harus bertekat untuk mendapatkan nilai yang lebih bagus ketika lulus nanti, berjuang untuk bekal menempuh derasnya kehidupan para pencari kerja, biarlah itu berjalan nanti yang terpenting sekarang akhirnya aku bisa liburan, banyak jadwal yang sudah aku rencanakan terutama menjelajah idahnya kota Malang.
"Hay Wisnu, nama kamu Wisnu kan?"
"oh iya, Zisilia! ssee see dang apa kamu disini?" tanyaku terkejut
"panggil lia saja, iya mulai hari ini aku naik sepeda motor sendiri?"
"oh iya"
"iya, karena capek lama-lama menunggu kakakku terus, terlebih sekarang dia sudah bekerja, jadi sering terlambat ketika jemput aku?"
"oh jadi cowok yang sering jemput kamu pake Ninja merah itu kakakmu?"
"loh kog kamu tahu?"
"hehehe"
"kamu tinggal dimana Nu?"
"aku kost di daerah Surabaya pusat"
"jauh juga ya dari sini?"
"lumayan, liburan mau kemana?"
"belum tahu, kalau kamu?"
"rencana aku pengen ke kota Malang, mejelajahi indahnya bukit hijau sama udara segar"
"oh iya, aku boleh ikut?"
"hah, yakin? bagaimana dengan orang tuamu? lagian juga aku mungkin akan tinggal dijalan, maklum nggak bisa sewa kamar hotel"
"ah gampang itu, mau naik apa sech"
"motor laah"
"udah ikut aku aja ya, semua beres, besok aku jemput, bye bye Wisnu" lambaian tanganya menutup senyum nya yang manies, dia pergi menjauh menuju istana rumah dia berada. Benarkan barusan yang terjadi? Zisilia cewek super populer dikampus ngajak aku liburan bareng? sepertinya ini mimpi, dan bila ini benar benar mimpi semoga aku tidak bangun, karena rasa ini tak ingin ku biarkan pergi..
Bersambung.....
Salam
Wisnu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar