17-09-15
Ruang kerja
Jam istirahat yang sudah menatap layar monitorku, seakan menjadi moment yang terlalu indah untuk disia-siakan, pekerjaanku yang masih menumpuk dengan puluhan nota tagihan, dan beberapa form permintaan barang dari gudang seolah ingin mengalihkan pandanganku, "masa bodoh, lanjut nanti aja" batinku dalam hati.
Batrei ponsel yang masih aku tancapakan pada charger menunjuk level persen 83% dan masih terus bertambah, lagi lagi sikap cuekku mengalahkan aturan bahwa ponsel yang sedang dicharger tidak seharusnya dalan keadaan menyala, tujuannya tidak lain supaya lebih awet, untuk awal awal ketika ponsel ku merk Xiami redmi 2 masih baru yach aturan itu yang selalu berlaku, aku sabar menunggu batrei penuh hingga 3 jam, namun kali ini tidak, aku sudah tidak peduli lagi dengan aturan yang menyatakan penghematan, hemat hanya untuk orang miskin itulah salah satu pencerahan dari membaca tulisan pada sebuah blog, entah itu benar atau justru menyesatkan yang jelas aku sekarang tidak terlalu peduli dengan penghematan, selama aku mampu membeli dan itu barang yang aku butuhkan akan aku beli berapapun harganya. Bukan sombong ya hehehe.
Stalking, kepo, penasaran apalah namanya itu aku iseng baca status If,
Siapa lagi if? If itu cowok straigh yang pernah aku ceritakan pas hari jum'at minggu lalu, cowok yang selalu aku anggap terbaik, tercakep, terkaya dan selalu up to date dalam segala hal termasuk style fashion, tak heran cewek cewek kampus sering patah hati gara-gara penolakan cintanya, huhuhu kasian.
Statusnya cukup menggelitik, dalam postingan dia bilang "ya ampun bulu ketek ku tebel bingiitt, yang mau cium ping me" sentak tanpa pikir panjang aku berikan tanda ping padanya, dalam batin aku seneng tapi juga kecewa, seneng akhirnya akan bisa mendekati dan menghirup aroma khas tubuhnya, namun kecewa bahkan takut bila nantinya dia tahu bahwa aku tidak normal (jeruk makan jeruk) dan akan menjauhi diriku.
Sebelum ada respon segera aku kirim chat "hah ngapusi, dibajak sopo kon?" maksudnya (hah bohong, bbm kamu dibajak siapa? Masih belum ada respon, ku taruh ponselku dengan cemas semoga bukan reapon negatif yang akan terlontar.
Tak lama, rasa penasaran masih ada, penasaran apa yanga akan if lakukan dan respon apa yanga akan di berikan, ku cek lagi ponselku berharap dia akan diam, ternyata benar respon huruf R tanpa balasan yang artinya dia hanya membaca nya lalu dia abagikan, huft syukurlah dia diamengabaikan nya, pikirku menjafi tenang, lalu ku beranjak dari kursi dan beli makan.
Ruang kerja
Jam istirahat yang sudah menatap layar monitorku, seakan menjadi moment yang terlalu indah untuk disia-siakan, pekerjaanku yang masih menumpuk dengan puluhan nota tagihan, dan beberapa form permintaan barang dari gudang seolah ingin mengalihkan pandanganku, "masa bodoh, lanjut nanti aja" batinku dalam hati.
Batrei ponsel yang masih aku tancapakan pada charger menunjuk level persen 83% dan masih terus bertambah, lagi lagi sikap cuekku mengalahkan aturan bahwa ponsel yang sedang dicharger tidak seharusnya dalan keadaan menyala, tujuannya tidak lain supaya lebih awet, untuk awal awal ketika ponsel ku merk Xiami redmi 2 masih baru yach aturan itu yang selalu berlaku, aku sabar menunggu batrei penuh hingga 3 jam, namun kali ini tidak, aku sudah tidak peduli lagi dengan aturan yang menyatakan penghematan, hemat hanya untuk orang miskin itulah salah satu pencerahan dari membaca tulisan pada sebuah blog, entah itu benar atau justru menyesatkan yang jelas aku sekarang tidak terlalu peduli dengan penghematan, selama aku mampu membeli dan itu barang yang aku butuhkan akan aku beli berapapun harganya. Bukan sombong ya hehehe.
Stalking, kepo, penasaran apalah namanya itu aku iseng baca status If,
Siapa lagi if? If itu cowok straigh yang pernah aku ceritakan pas hari jum'at minggu lalu, cowok yang selalu aku anggap terbaik, tercakep, terkaya dan selalu up to date dalam segala hal termasuk style fashion, tak heran cewek cewek kampus sering patah hati gara-gara penolakan cintanya, huhuhu kasian.

Sebelum ada respon segera aku kirim chat "hah ngapusi, dibajak sopo kon?" maksudnya (hah bohong, bbm kamu dibajak siapa? Masih belum ada respon, ku taruh ponselku dengan cemas semoga bukan reapon negatif yang akan terlontar.
Tak lama, rasa penasaran masih ada, penasaran apa yanga akan if lakukan dan respon apa yanga akan di berikan, ku cek lagi ponselku berharap dia akan diam, ternyata benar respon huruf R tanpa balasan yang artinya dia hanya membaca nya lalu dia abagikan, huft syukurlah dia diamengabaikan nya, pikirku menjafi tenang, lalu ku beranjak dari kursi dan beli makan.
16.15 Wib
Suara bbm ku berbunyi dan getar menunjukkan ada chat yang telah masuk, "siapa sech sore sore gini yang chat, ga tau apa lagi sibuk" gerutuku dan ku abaikan kemudian terus berulang, akhirnya aku luluh juga dan ku buka cjat dari If
"Nu"
"Ping!!"
"Ping!!"
"Ping!!"
"Iya If, kenapa?" jawabku
"Nanti kamu kuliah masuk jam berapa? Matkul nya sama nggak kayak aku?"
"Enggak sama, hari ini seharusnya aku masuk jam 8.30, tapu berhubung ada tambahan jadu masuk jam 18.00"
"Tambahan apa?"
"Analisis laporan keuangan"
"Jadi nanti masuk jam 18.00 kan"
"Iya"
"Aku nebeng ya?"
"Hah serius kamu? Tumben?" jawabku setengah kaget
"Iya penghematan pek, bulan ini pengeluaran ku habis nipis"
Sentak aku teringat beberapa hari lalu dia cerita bahwa sedang membuka usaha, usaha minuman kalau tidak salah "es kimcil" namanya aku juga belum terlalu paham itu minuman es apa,yang jelas dari bahan bahan cingcau hijau, coklat cair, susu, gula, dll.
"Ok lah nanti kalau sudah pulang kerj aku jemput, mau jemput dimana?"
"Biasa ya, giras gendut depan stasiun"
"Ok"
Entah ini rasa apa, bahagiakah? Sedihkah? Marahkah? Atau entahlah apalah rasa ini namun begitu kuat, semangat membara, serasa afa energi extra untuk bisa mengalahkan segala macam rintangan berbahaya.
Selesai cek klok absen segera aku ganti baju dan berangkat menjemput If, senyum merekah ku tak bisa henti-hentinya aku lontarkan, bahagia memang karena akhirnya aku bisa boncengan satu motor dengan dirinya, pikiran jahatpun muncul "semoga saja nanti jalan macet jadi bisa lama lama bersamanya, hihihi"
Namun sesampai di giras cak gendut pikiran itu menjadi berubah kecewa, karena dia tak mau memboncengku namun akulah yang menyetir, diriku serasa jatuh karena tak jauh dari tukang ojek, yang cuma dipanggil jika perlu, tapi tak apalah yang penting aku bisa bersama, rasa itu aku buang jauh jauh dan mencoba berfikir positif terlebih lagi dia dulu juga pernah menolongku ketika dalam keadaan susah, hitung-hitung beginilah caraku untuk membalas budinya.
"Ayo naik, sudah kelamaan nich"
"Hehehe iya ya, kamu kenapa sech grogi gitu?"
Aku yang tak bisa menyembunyikan rasa senangku akhirnya grogi dan justru menjadi bahan pertanyaan buat If,
"Nggak apa apa kog?" jawabku
Kemudian dia naik dan terdengar sedang mengangkat telephon, melalui handsfree yang sudah dia pasang dari tadi, terdengar samar seperti dia sedang berbicara dengan seseorang yang selalu memperhatikan, mungkin saja kekasihnya.
"Yang telephon bu presiden?" tanyaku dalam perjalanan setelah dia menutup telephon nya
"Iya" jawabnya singkat dan dingin.
Suara bbm ku berbunyi dan getar menunjukkan ada chat yang telah masuk, "siapa sech sore sore gini yang chat, ga tau apa lagi sibuk" gerutuku dan ku abaikan kemudian terus berulang, akhirnya aku luluh juga dan ku buka cjat dari If
"Nu"
"Ping!!"
"Ping!!"
"Ping!!"
"Iya If, kenapa?" jawabku
"Nanti kamu kuliah masuk jam berapa? Matkul nya sama nggak kayak aku?"
"Enggak sama, hari ini seharusnya aku masuk jam 8.30, tapu berhubung ada tambahan jadu masuk jam 18.00"
"Tambahan apa?"
"Analisis laporan keuangan"
"Jadi nanti masuk jam 18.00 kan"
"Iya"
"Aku nebeng ya?"
"Hah serius kamu? Tumben?" jawabku setengah kaget
"Iya penghematan pek, bulan ini pengeluaran ku habis nipis"
Sentak aku teringat beberapa hari lalu dia cerita bahwa sedang membuka usaha, usaha minuman kalau tidak salah "es kimcil" namanya aku juga belum terlalu paham itu minuman es apa,yang jelas dari bahan bahan cingcau hijau, coklat cair, susu, gula, dll.
"Ok lah nanti kalau sudah pulang kerj aku jemput, mau jemput dimana?"
"Biasa ya, giras gendut depan stasiun"
"Ok"
Entah ini rasa apa, bahagiakah? Sedihkah? Marahkah? Atau entahlah apalah rasa ini namun begitu kuat, semangat membara, serasa afa energi extra untuk bisa mengalahkan segala macam rintangan berbahaya.
Selesai cek klok absen segera aku ganti baju dan berangkat menjemput If, senyum merekah ku tak bisa henti-hentinya aku lontarkan, bahagia memang karena akhirnya aku bisa boncengan satu motor dengan dirinya, pikiran jahatpun muncul "semoga saja nanti jalan macet jadi bisa lama lama bersamanya, hihihi"
Namun sesampai di giras cak gendut pikiran itu menjadi berubah kecewa, karena dia tak mau memboncengku namun akulah yang menyetir, diriku serasa jatuh karena tak jauh dari tukang ojek, yang cuma dipanggil jika perlu, tapi tak apalah yang penting aku bisa bersama, rasa itu aku buang jauh jauh dan mencoba berfikir positif terlebih lagi dia dulu juga pernah menolongku ketika dalam keadaan susah, hitung-hitung beginilah caraku untuk membalas budinya.
"Ayo naik, sudah kelamaan nich"
"Hehehe iya ya, kamu kenapa sech grogi gitu?"
Aku yang tak bisa menyembunyikan rasa senangku akhirnya grogi dan justru menjadi bahan pertanyaan buat If,
"Nggak apa apa kog?" jawabku
Kemudian dia naik dan terdengar sedang mengangkat telephon, melalui handsfree yang sudah dia pasang dari tadi, terdengar samar seperti dia sedang berbicara dengan seseorang yang selalu memperhatikan, mungkin saja kekasihnya.
"Yang telephon bu presiden?" tanyaku dalam perjalanan setelah dia menutup telephon nya
"Iya" jawabnya singkat dan dingin.
17.55
Kampus cemara, parkiran timur.
"Ini helmnya masukin" pintan If sambil nyodorin helm Ink berwarna ungu
"Lagi lagi helm bu presiden" ketusku
"ya mau gimana lagi, kalau pake helm teropong berat"
"ya udah sini, kamu langsung masuk kelas?"
"nggak jam breapa ini? sholat dulu lah?"
"ya udah ayuk"
Bulir bulir air yang sejuk mengalir segar diseluruh bagian tangan, muka dan kakiku, terasa seperti energi yang menyatu dengan aliran darahku, semangat seperti itulah yang aku rasakan setelah terjebak macet di jalan dan harus membonceng If yang berat. baris kedua dari rangkaian makmum sholat jema'ah magrib aku pilih karena barisan pertama sudah penuh. selesai sholat aku mengucap salam dan menoleh ke kanan kiri, lagi lagi If, dia selalu bisa mengejutkanku tepat disampingku hanya berbatas satu anak sedang khusuk berdo'a entah apa yang dia minta. Seperti biasa wajahnya yang terlihat bercahaya dengan kumis tipis dan guratan guratan pipi khas seorang lelaki macho yang bekerja keras. Seragam biru stasiun yang masih dia kenakan seolah semakin membuatnya terlihat tampan. inginku mendekat dan menciumnya. Oh tidak aku harus bergegas. segera aku beranjak berdiri dan memakai sepatuku, disusul dengan If yang ternyata juga sudah siap untuk ke kelas.
"maba (mahasiswa baru) ceweknya nggak ada yang cantik ya?"
"heeddddeeehhh, kamu ini kalau tanya cewek cantik jangan ke aku, aku tuh nggak ngerti bagaimana cewek cantik itu, kalau kamu tanya siapa cowok cakep pasti akan aku jawab itu kamu, kamu yang akan selalu di hatiku." gumamku dalam batin namun tak bersuara.
"hay ditanya malam diam" kagetnya
"hehehe iya, kalau maba kelas malam jarang ada yang cantik coba cari anak pagi"
"iya juga yaa, angkatan kita aja juga nggak ada yang Mboiz"
"kelas mu dimana?"
"nggak tahu"
"loh kog? niat kuliah nggak?"
"sek talah santai ae"
"ya udak aku kelas dulu ya" ucapku selagi berpisah dengan nya
"oh ya ok, ok, nanti nebeng lagi ya pulangnya"
"beres"
dan itulah sa'at indah dan menyenangkan meski cuma hanya tak lebih dari 1 setengah jam. namun aku bahagia, bahagia bisa memandang dan menyentuh jari jarinya yang penjang, suatu sa'at jika diizinkan aku ingin menciumnya itulah mimpiku, mimpi hayalan yang tak mungkin terwujud.
Salam
Wisnu
Kampus cemara, parkiran timur.
"Ini helmnya masukin" pintan If sambil nyodorin helm Ink berwarna ungu
"Lagi lagi helm bu presiden" ketusku
"ya mau gimana lagi, kalau pake helm teropong berat"
"ya udah sini, kamu langsung masuk kelas?"
"nggak jam breapa ini? sholat dulu lah?"
"ya udah ayuk"
Bulir bulir air yang sejuk mengalir segar diseluruh bagian tangan, muka dan kakiku, terasa seperti energi yang menyatu dengan aliran darahku, semangat seperti itulah yang aku rasakan setelah terjebak macet di jalan dan harus membonceng If yang berat. baris kedua dari rangkaian makmum sholat jema'ah magrib aku pilih karena barisan pertama sudah penuh. selesai sholat aku mengucap salam dan menoleh ke kanan kiri, lagi lagi If, dia selalu bisa mengejutkanku tepat disampingku hanya berbatas satu anak sedang khusuk berdo'a entah apa yang dia minta. Seperti biasa wajahnya yang terlihat bercahaya dengan kumis tipis dan guratan guratan pipi khas seorang lelaki macho yang bekerja keras. Seragam biru stasiun yang masih dia kenakan seolah semakin membuatnya terlihat tampan. inginku mendekat dan menciumnya. Oh tidak aku harus bergegas. segera aku beranjak berdiri dan memakai sepatuku, disusul dengan If yang ternyata juga sudah siap untuk ke kelas.
"maba (mahasiswa baru) ceweknya nggak ada yang cantik ya?"
"heeddddeeehhh, kamu ini kalau tanya cewek cantik jangan ke aku, aku tuh nggak ngerti bagaimana cewek cantik itu, kalau kamu tanya siapa cowok cakep pasti akan aku jawab itu kamu, kamu yang akan selalu di hatiku." gumamku dalam batin namun tak bersuara.
"hay ditanya malam diam" kagetnya
"hehehe iya, kalau maba kelas malam jarang ada yang cantik coba cari anak pagi"
"iya juga yaa, angkatan kita aja juga nggak ada yang Mboiz"
"kelas mu dimana?"
"nggak tahu"
"loh kog? niat kuliah nggak?"
"sek talah santai ae"
"ya udak aku kelas dulu ya" ucapku selagi berpisah dengan nya
"oh ya ok, ok, nanti nebeng lagi ya pulangnya"
"beres"
dan itulah sa'at indah dan menyenangkan meski cuma hanya tak lebih dari 1 setengah jam. namun aku bahagia, bahagia bisa memandang dan menyentuh jari jarinya yang penjang, suatu sa'at jika diizinkan aku ingin menciumnya itulah mimpiku, mimpi hayalan yang tak mungkin terwujud.
Salam
Wisnu
Lucu Kang ..... Ceritanya
BalasHapusThanks ya Iruel, semoga ada idea idea yang bisa aku tuang lagi, seneng dech bisa bikin seneng
Hapus